SEJARAH AWAL MASYARAKAT BUGIS BONE
Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku-suku Melayu Deutero. Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari daratan Asia tepatnya Yunan. Kata "Bugis" berasal dari kata To Ugi, yang berarti orang Bugis. Penamaan "ugi" merujuk pada raja pertama kerajaan Cina yang terdapat di Pammana, Kabupaten Wajo saat ini, yaitu La Sattumpugi. Ketika rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya, maka mereka merujuk pada raja mereka. Mereka menjuluki dirinya sebagai To Ugi atau orang-orang atau pengikut dari La Sattumpugi. La Sattumpugi adalah ayah dari We Cudai dan bersaudara dengan Batara Lattu, ayah dari Sawerigading. Sawerigading sendiri adalah suami dari We Cudai dan melahirkan beberapa anak termasuk La Galigo yang membuat karya sastra terbesar di dunia dengan jumlah kurang lebih 9000 halaman folio. Sawerigading Opunna Ware (Yang dipertuan di Ware) adalah kisah yang tertuang dalam karya sastra I La Galigo dalam tradisi masyarakat Bugis. Kisah Sawerigading juga dikenal dalam tradisi masyarakat Luwuk, Kaili, Gorontalo dan beberapa tradisi lain di Sulawesi seperti Buton.
MAKANAN
1. Barobbo
Barobbo merupakan makanan khas daerah Bone yang terbuat dari jagung, jagung yang dimasak hingga menyerupai bubur. Saya bahas barobbo pada urutan pertama sob. Kenapa ? Barobbo ini bisa digunakan sebagai hidangan utama dalam keseharian masyarakat Bone. Barobbo ini sangatlah khas karena dibuat dari jagung yang telah haluskan dengan pisau. Rasanya juga sangat nikmat, apalagi dicampurkan dengan aneka rempah-rempah ditambah dengan lauk ayam yang dimasak bersamaan dijamin anda akan ketagihan. Mirip bubur manado, tapi ini bahan baku jagung.
2. Lawa
Lawa adalah makanan khas Bone, Sulawesi Selatan. Kuliner yang terbuat dari ikan mentah ini sangat mirip makanan khas Jepang, sushi. Lawa sangat diyakini masyarakat Bone mampu meningkatkan vitalitas kaum pria. Di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, ada kuliner yang disebut dengan lawa. Lawa mirip dengan makanan khas jepang, yaitu sushi.
Kedua kuliner tersebut memiliki bahan yang sama, yaitu terbuat dari ikan mentah. Lawa, begitu orang menamakan kuliner yang dianggap memiliki khasiat bagi kaum adam tersebut. Menurut mereka, kuliner berbahan ikan mentah dicampur dengan parutan kelapa dan cuka tersebut diyakini dapat meningkatkan vitalitas pria.
Tak heran jika setiap acara-acara tertentu, seperti pesta pernikahan, syukuran, dan pertemuan keluarga, lawa selalu dicari. Selain rasanya enak dan gurih, lawa juga merupakan makanan tradisional masyarakat Bone. Cara pembuatannya pun terbilang unik karena jenis ikan yang dipakai cukup beragam, tergantung dari selera orang yang membuatnya.
Lawa kerap dijumpai dan dibuat oleh warga yang berada di pesisir pantai, seperti di Desa Panyula, Pallette, Bajoe, Kecamatan Tanete Riattang Timur, Kabupaten Bone. Ikan segar yang telah dibuang isi perut, kepala, dan tulangnya ini dicuci bersih kemudian diperas. Ikan mentah ini lalu dicampur dengan larutan cuka agar matang juga hilang bau amisnya.
Ikan mentah dalam larutan cuka tersebut didiamkan selama 15 menit sambil membuat bahan lainnya, seperti parutan kelapa, serutan mangga muda, dan bumbu dapur. Bumbu yang digunakan terdiri dari bawang merah, bawang putih, merica, penyedap rasa, jeruk nipis, dan garam.
Setelah semua bumbu dapur dihaluskan, aduk merata dengan ikan yang sudah dicampur larutan cuka. Lawa pun siap dihidangkan, setelah ditaburkan bawang goreng. Selain memperindah lawa, bawang goreng juga memberikan aroma harum.
"Saya sangat doyan lawa karena di samping rasanya yang enak dan gurih, lawa juga dipercayaa dapat menambah stamina," kata Alfian, salah seorang penikmat lawa.
Bahkan, jika diperhatikan dan dirasakan, orang tidak menyangka jika lawa tersebut terbuat dari ikan mentah. Pasalnya saat dimakan, tidak ada aroma amis ikan yang tercium.
3. Masak Poppo
Khususnya masyarakat Bugis Bone biasanya menyajikan opor ayam (nasu poppo) sebagai makanan utama. Bukan cuma masyarakat bugis saja, masyarakat di daerah lain juga banyak yang menyajikan opor ayam.
TARIAN
Tari Pajoge Tarian Daerah Bone Sulawesi Selatan. Pajoge adalah sejenis tarian yang berasal dari Sulawesi Selatan, baik Bugis maupun Makassar. Tarian ini biasanya ditampilkan dalam istana atau kediaman kalangan ningrat dan para penarinya adalah gadis yang berasal dari kalangan rakyat biasa. Awalnya tarian pajoge merupakan hiburan bagi para lelaki.
Tari Pattennung; tarian adat yang menggambarkan perempuan-perempuan yang sedang menenun benang menjadi kain. Melambangkan kesabaran dan ketekunan perempuan-perempuan Bugis. Tari Pajoge’ dan Tari Anak Masari; tarian ini dilakukan oleh calabai (waria), namun jenis tarian ini sulit sekali ditemukan bahkan dikategorikan telah punah. Jenis tarian yang lain adalah tari Pangayo, tari Passassa’, tari Pa’galung, dan tari Pabbatte (biasanya di gelar padasaat Pesta Panen).
ALAT MUZIK
1) Gendang

Seperti yang pernah saya tulis di artikel sebelumnya. Gendang adalah alat musik jenis pukul yang dimainkan dengan tangan. Gendang terbuat dari kayu berongga yang kedua ujung atau salah satu ujungnya ditutup dengan kulit yang diregangkan sehingga akan mengeluarkan bunyi jika dipukul.
2) Rebana
3) Serunai
Serunai adalah alat musik tiup yang biasa dibuat dari bambu kecil. Serunai juga merupakan salah satu alat musik tradisional Sulawesi Selatan.
4) Gong
Sama dengan Provinsi Sulawesi Tenggara, Gong juga ada di Sulawesi Selatan. Alat musik yang terbuat dari logam yang mengeluarkan suara “Gong..Gong” ini ketika dipukul juga sering digunakan untuk acara pentas seni dan adat istiadat di Sulawesi Selatan.
5) Kentongan

Masih sejenis alat musik pukul yang tidak memiliki tangga nada, kentongan biasanya dibuat dari kayu atau bambu yang dimainkan dengan cara diketuk dengan alat pengetuk kentongan.
6) Kenong

Nama alat musik yang satu ini mungkin agak kurang populer di telinga kita. Namun sebenarnya Kenong ini adalah hampir sama dengan Gong. Hanya saja dalam musik gamelan, gong yang paling besar dan paling gemuk biasanya disebut Kenong.
7) Kecapi

Kecapi merupakan salah satu alat musik petik yang mungkin cara memainkannya sedikit sulit untuk dipelajari dibanding dengan alat musik lainnya di atas. Kecapi biasanya digunakan untuk memperkaya suara-suara yang dihasilkan dalam musik-musik tradisional. Kecapi memiliki beberapa senar yang dimainkan dan dipetik secara horizontal. Kecapi juga termasuk menjadi alat musik tradisional Sulawesi Selatan.
BAHASA
- Mari belajar bahasa bone! buat teman-teman yang ingin belajar bahasa bugis bone,,hal pertama yang harus di lakukan yaitu menghafal kosa kata.
· Duduk=tudang
· Berdiri= tettong
· Duduk=tudang
· Berdiri= tettong
· Makan= manre
· Minum=minum
· Aku= iyya
· Kamu=idi'
· Besar=maloppo
· Banyak gaya=maledo
· Hujan=bosi
· Kecil=beccu
· Minum=minum
· Aku= iyya
· Kamu=idi'
· Besar=maloppo
· Banyak gaya=maledo
· Hujan=bosi
· Kecil=beccu
· Baju=waju
· Celana=sulara
· Siapa=iga?
· Bagaimana=pekkogai?
· Kenapa=manengka?
· Kapan=sianna?
· Hari=esso
· Siang=tangasso
· Malam=wenni
· Pagi=ele
· Sore=araweng
· Tangan=jari
· Kaki=aje
1) Semoga mendapatkan keturunan yang lebih baik, dapat berguna bagi bangsa, tanah air dan agama serta kepada kedua orang tua.
= ‘Tennapodo maccoli maddaung, cajiang wija pattola palallo, na’enre’mallongi longi, naiya sikki biretta made’ceng’
2) My name is abdul wafi waliyuddin.
= Asekku' abdul wafi waliyuddin
1) Semoga mendapatkan keturunan yang lebih baik, dapat berguna bagi bangsa, tanah air dan agama serta kepada kedua orang tua.
= ‘Tennapodo maccoli maddaung, cajiang wija pattola palallo, na’enre’mallongi longi, naiya sikki biretta made’ceng’
2) My name is abdul wafi waliyuddin.
= Asekku' abdul wafi waliyuddin
3) I am 23 years old.
= 23 taung umuru'ku'
4) I was born and raise in singapore.
= Jajika' nennia maloppoka' ri Singapore
PAKAIAN
Baju bodo, kita tentu sudah familiar dengan pakaian adat yang satu ini. Baju bodo merupakan pakaian adat masyarakat Bugis-Makassar, terdiri dari berbagai macam warna yang dikenakan oleh perempuan utamanya dalam acara-acara adat seperti acara pengantin dan acara-acara adat yang lain. Tapi sudah tahu belum kalau ternyata perempuan yang memakai baju bodo ini tidak asal memilih warna. Menurut orang-orang tua kita, dahulu kala ada peraturan mengenai pemakaian baju bodo ini. Masing-masing warna manunjukkan tingkat usia perempuan yang mengenakannya. Warna jingga, dipakai oleh perempuan umur 10 tahun. Warna jingga dan merah darah digunakan oleh perempuan umur 10-14 tahun. Warna merah darah untuk 17-25 tahun. Warna putih digunakan oleh para inang dan dukun. Warna hijau diperuntukkan bagi puteri bangsawan Warna ungu dipakai oleh para janda.
ADAT PERKAHWINAN
Seperti suku kaum yang menapak di Malaysia yang lain juga,suku kaum Bugis juga mempunyai adat perkahwinan tersendiri. Adat upacara perkahwinana di daerah Sulawesi Selatan ,dimana, masyarakat Melayu yang beragama Islam akan mengadakan adat merisik dan meminang. Walau bagaimanapun bagi kaum Bugis,tiada adat untuk pertunangan. Hal ini kerana, bagi mereka, yang paling penting ialah hari pernikahan. Ibu bapa kaum Bugis beranggapan bahawa pertunangan boleh menimbulkan fitnah di kalangan masyarakat. Hal ini juga timbul kerana tempoh pertunangan yang lama memungkinkan fitnah. Walaupun begitu, terdapat majlis yang menyerupai adat bertunang, tetapi masyarakat Bugis tidak menganggapnya sebagai adat bertunang. Disamping itu , penceraian adalah merupakan perkara yang paling tidak di gemari oleh kaum tersebut.
Selain itu, untuk undangan perkahwinan, bagi suku kaum bugis ini ia sudah menjadi kebiasaan untuk mengundang orang ramai menggunakan khidmat dua orang wanita untuk memanggil.Memanggil merupakan cara yang menjadi kebiasaan kaum bugis. Dengan membawa dulang berisi rokok atau gula-gula, dibalut dengan kain. Walau pelbagai alternatif lain seperti jemputan melalui kemudahan teknologi komunikasi masa kini iaitu muka buku(facebook),kad undangan,Memanggil masih diamalkan sehingga hari ini.
Majlis yang menyerupai adat bertunang ini digelar mapendrekdoik membawa maksud membawa hantaran atau lebih mudah naik duit. Dalam majlis ini, pihak lelaki akan membawa wang hantaran yang telah ditetapkan semasa meminang yang mana hamper sama dengan adat perkahwinan melayu. Sebilangan besar daripada keluarga pihak perempuan akan menerima kesemua wang hantaran dan selebihnya hanya menerima sebahagian sahaja. Oleh yang demikian, semasa dulang hantaran diberikan ketika majlis pernikahan, dulang wang hantaran sekadar simbolik sahaja,kerana wang hantaran telah pun diserahkan kepada pihak perempuan untuk menampung kos perbelanjaan majlis persandingan.
Seterusnya merupakan majlis yang di kenali sebagai malam mappaci atau lebih dikenali sebagai malam berinai.Majlis ini dilakukan pada malam sebelum hari nikah keesokkan hari nya.Hanya dilakukan di rumah pengantin perempuan dan malam mappaci adalah malam untuk pengantin perempuan sahaja.Untuk upacara ini pengantin perlu menyediakan bahan-bahan tertentu dimana bahan tersebut mempunyai maksud yang dipercyai sejak zaman nenek moyang mereka.Contoh bahan yang perlu ada untuk mengadakan upacara malam mapacci ini ialah 11 helai kain sutera bugis, yang mana kain ini adalah untuk golongan bangsawan yang memberi maksud penghormatan kepada bakal pengatin dan menunjukkan orang bugis mempunyai harga diri yang tinggi.Selain itu , daun pisang pula memberi maksud kesinambungan.Di mana, melalui perkahwinan boleh mngeratkan silaturrahim dan boleh membesarkan keluarga dengan pertambahan zuriat. Daun nangka juga diperlukan pada malam tersebut dengan member makna bahawa orang bugis sentiasa berusaha, bercita-cita tinggi.Di samping itu,beras disediakan dengan beranggapan bahawa ahli keluarga mendoakan bakal pengantin akan hidup bahagia.Tambahan juga lilin turut disediakan bertujuan untuk member keterangan kepada kehidupan baru untuk bakal pengantin. Akhirnya daun ini bermaksud kesucian menurut kepercayaan suku kaum bugis ini.
Rajah 1.1 Menunjukkan malam malam mappaci kaum bugis.
Rajah1.2 Menunjukkan tempayaan atau aper(tempt solo) kaum Bugis.
Rajah 1.3 Menunjukkan bahan yang perlu disediakan semasa malam mappaci
Seperti adat kaum lain,kaum Bugis ini juga mengamal majlis persandingan untuk meraikan pengantin pada majlis tersebut. Majlis bersanding ini tidak akan dibiarkan hambar kerana kemeriahan penting bagi suku kaum ini bertujuan untuk meraikan pengantin dan tetamu yang hadir.Majlis persandingan selalunya akan diadakn di luar rumah.Sarapo atau khemah perkahwinan adalah tempat dimana majlispersandingan ini akan diadakan.Sarapo diperbuat dari buluh yang didirikan menjadi sebuah khemah yang besar.Bagi proses untuk membina sarapo ini selalu nya akan dibuat seminggu sebelum majlis.Sarapo ini akan diusahakn oleh ahli keluarga , saudara mara , kawan-kawan , dan jiran tetangga.Bagi kaum ini masih mengamalkan semangat kekitaan atau lebih sinonim dengan semangat kerjasama untuk lebih mudah di fahami.Semangat ini sangat dititik beratkan dalam kaum bugis. Segala kerja dilakukan bersama-sama.Di bahagian dapur juga begitu,segala aktiviti masak memasak akan dilaksanakan sesama mereka.
Rajah1.4 Menunjukkan pakaian pengantin perempuan kaum Bugis
Rajah 1.5 Menunjukkan majlis persandingan dan pakaian traditional kaum Bugis
Majlis persandingan ini biasanya akan bermula pada sebelah petang bermula jam 2 petang sehingga 12 malam. Bagaimanapun,jangkaan waktu majlis tersebut juga bergantung kepada keputusan tuan rumah untuk melaksanakan majlis itu dalam waktu yang bagaimana.Di samping itu, malam sanding merupakan malam yang sangat meriah.Rata-rata perkahwinan bugis akan mengundang kumpulan muzik jemputan untuk menghiburkan penonton dantetamu yang hadir. Semasa majlis persandingan tetamu akan melihat sebuah tempayan atau aper (tempat solo) .Dimana, tetamu akan memasukkan sumbangan berupa duit atau cek yang boleh ditunaikan kedalam tempayan tersebut.Tempayan ini akan diletakkan di atas pelamin.Selepas itu ,tetamu akan bersalaman dengan pengantin , makan sambil berhibur dan seterusnya pulang.
Dengan melihat sedikit sebanyak tentang adat perkahwinan suku kaum Bugis tersebut,ia dapat membuat kesimpulkan bahawa suku kaum Bugis ini mempunyai budaya yang sangat unik untuk didalami.Selain itu,semangat kerjasama sangat dititikberatkan serta telah di pupuk sejak dari dahulu kala lagi.Adt ini perlu dikekalkan untuk di persembahkan kepada generasi akan datang agar mereka dapat mengetahui pelbagai budaya dan masyarakat dan seterusnya dapat menyambung adat dan istiadat kaum Bugis yang sangat unik ini.
ADAT UPACARA NAIK RUMAH BARU
Adat naik rumah baru atau memasuki rumah baru adalah bertujuan memohon kebenaran untukmenggantikan atau mengusir roh-roh atau makhluk halus yang selama ini dipercayai menghuni rumahtersebut. Individu yang akan mengetuai upacara ritual rumah ini adalah panrita bala yang biasanya mengetahui lokasi yang sesuai untuk membina rumah, kayu-kayan yang tepat untuk menjadikan tiangserta doa dan jampi-jampi yang harus dibaca.Jika seseorang membina rumah tanpa mendapat bimbingan daripada panrita bala, orang tersebutdipercayai akan mendapat penyakit, meninggal dunia atau ditimpa malapetaka. Gangguan ini tidaksemestinya disebabkan oleh bekas roh yang pernah menghuni rumah tersebut tetapi mungkindisebabkan dari pemasangan tiang atau kayu-kayan yang tidak sesuai dan tepat.Panrita bala adalah individu yang mengetahui cara-cara mengusir makhluk halus dan lokasi makhluk itubersarang. Kadang-kadang pokok yang ditebang untuk tujuan pembinaan rumah tersebut merupakantempat kediaman roh-roh jahat. Bagi mengelakkan gangguan daripada makhluk ini, sebelum tiangdipasang, roh-roh itu haruslah diusir terlebih dahulu dengan cara memberikan sajian berupa beras, gula,kelapa, lilin, alannota (dibentuk daripada lipatan daun sirih sebanyak sembilan keping, tiga ulas pinangdan secubit kapur) yang diletakkan dekat pocci bola. Disamping itu, cebisan ayat-ayat al-Quran akan ditanam di bawah tiang pocci bola yang disertai denganpembacaan doa dan jampi serapah panrita bala. Sajian tadi ditambah dengan pisang dan buah-buahanmanis yang digantung di atas tiang pocci bola. Pocci bola dipercayai tempat roh berkumpul seperti rohdewa Sri ( Sangyang Sri) iaitu dewa yang memelihara sawah dan padi (temubual dengan Musta Sirat 20Jun 2003 ; Nurhayati Djamas 1985:311). Ketika mendirikan rumah, seseorang individu perlu mengambilberat cara pembuatan lobang pa sa’ atau tempat penyambungan kayu. Kesalahan pemasangan akan menyebabkan penghuni rumah itu meninggal dunia.Selain itu, setelah tiang siap dipasang, setiap tiang rumah akan dipercik air appasili dengan pembacaandoa-doa pengusir roh. Appasilli bermaksud pembersihan yang bertujuan untuk mengusir roh-roh jahatdan makhluk halus yang akan menganggu kehidupan manusia sama ada gangguan tersebut berupapenyakit atau malapetaka. Ciri ritual appasilli dapat dilihat melalui simbol air yang dicampur dengandaun teh, cempaka atau daun sirih yang kemudiaannya dipercikkan pada setiap bahagian penjururumah.Selesai upacara ritual tersebut, majlis jamuan akan diadakan dengan mengundang jiran dan sanaksaudara terdekat. Biasanya ritual ini dilakukan pada waktu pagi sebelum terbit matahari. Majlis inimerupakan tanda kesyukuran dan pemberitahuan kepada saudara mara tentang perpindahan itu disamping upacara songka bola yang bertujuan agar penghuni baru kelak terhindar daripada sebaranggangguan. Jika setelah rumah baru itu didiami dan penghuninya masih mendapat gangguan makaupacara songka bola perlu diadakan semula.
CERITA DONGENG
1. NENEK PAKANDE
Dikisahkan di sebuah daerah Sulawesi Selatan datanglah seorang nenek. Dari penampilan, nenek ini hanya orang biasa. Masyarakat yang ramah menerima kedatangan si nenek tanpa disedari bahawa nenek yang datang adalah Nenek Pakande (Legenda Mitos Masyarakat Bugis). Kamu tahukah Nenek Pakande ? dia itu adalah siluman yang senang memakan manusia,
Nenek Pakande melakukan aksinya saat matahari tenggelam. Hari demi hari banyak anak2 yg hilang.
Gara2 kejadian ini, diadakanlah rembug kampung. Tentu kita tdk boleh mendiamkan hal ini. Kami risau, yg jadi korban berikutnya anak2 kami. Siapa yg melakukannya? pastinya, Nenek Pakande.
Nenek Pakande? Bagaimana dia masuk ke dalam daerah kita ? Nenek Pakande itu berilmu tinggi dan bagaimana melawannya ? Apa baiknya kita minta tolong Raja Bangkung ? (Raja Bangkung mitos raksasa yg suka membunuh manusia jahat), Tapi keberadaannya sdh tdk terdengar. Suasana hening, ketika itu Beddu berkata Bagaimana kalau kita mengerjakannya ? Tapi saya minta belut, bangkai sapi, busa sabun & batu besar. Diwaktu malam, bayi ditaruh di rumah Beddu utk memancing. Betullah, Nenek Pakande datang. Saat berada di depan bilik, terdengarlah suara. Suara itu suara La Beddu yang bersembunyi di atap, Kenapa kamu ? Jgn makan bayi itu Dasar siluman ! Saya tdk percaya kamu Raja Bangkung! La Beddu memerintahkan warga menumpahkan air sabun. Saya lapar, Nenek Pakande berkata sedemikian. Lihat air liurku mengalir, Beddu memerintahkan lagi warga utk menjatuhkan bangkai sapi. Melihat itu Nenek Pakande takut. Nenek Pakande yg lari ketakutan dan tergelincir, Nenek Pakande, kepalanya membentur batu. Walaupun limbung, Nenek Pakande tetap memaksa lari & akhirnya pergi. Sebelum meninggalkan kampung, Nenek Pakande mengancam berkata "Saya akan memantau anak kalian di atas sana dgn cahaya rembulan di malam gelap. Suatu saat saya akan kembali memangsa anak2 kaliaaaan untuk dimakan...."
( Dongeng ini diceritakan turun temurun di masyarakat bugis, kisah ini diceritakan utk anak-anak agar tdk bermain lagi di luar rumah pada saat petang )
PANTANG LARANG
1. Perempuan atau lelaki tidak boleh bertukar tempat duduk semasa makan lebih dari satu kali, nanti dikhuatiri akan mendapat pasangan kekasih yang banyak.
2. Lelaki dan perempuan tidak boleh duduk diatas bantal, nanti dikhuatiri punggung tersebut berbisul.
3. Perempuan tidak boleh menyanyi di dapur semasa tengah memasak, kerana ditakuti dikahwinkan dengan seorang lelaki yang tua usianya.
4. Budak-budak tidak boleh bermain diwaktu maghrib, kerana dikhuatiri keteguran atau tersampuk sehingga jatuh sakit seperti demam.
5. Lelaki dan perempuan tidak boleh terkena hujan panas, kerana keteguran atau tersampuk sehingga mendatangkan penyakit jatuh sakit seperti sakit kepala dan demam.
6. Jangan minum air sambil makan, nanti perut menjadi buncit.
7. Jangan memotong kuku diwaktu malam, kerana didatangi nasib malang.
LAGU
Mappoji Balolipa ialah satu daripada lagu tradisional bagi suku kaum Bugis Bone.
= 23 taung umuru'ku'
4) I was born and raise in singapore.
= Jajika' nennia maloppoka' ri Singapore
PAKAIAN
Baju bodo, kita tentu sudah familiar dengan pakaian adat yang satu ini. Baju bodo merupakan pakaian adat masyarakat Bugis-Makassar, terdiri dari berbagai macam warna yang dikenakan oleh perempuan utamanya dalam acara-acara adat seperti acara pengantin dan acara-acara adat yang lain. Tapi sudah tahu belum kalau ternyata perempuan yang memakai baju bodo ini tidak asal memilih warna. Menurut orang-orang tua kita, dahulu kala ada peraturan mengenai pemakaian baju bodo ini. Masing-masing warna manunjukkan tingkat usia perempuan yang mengenakannya. Warna jingga, dipakai oleh perempuan umur 10 tahun. Warna jingga dan merah darah digunakan oleh perempuan umur 10-14 tahun. Warna merah darah untuk 17-25 tahun. Warna putih digunakan oleh para inang dan dukun. Warna hijau diperuntukkan bagi puteri bangsawan Warna ungu dipakai oleh para janda.
ADAT PERKAHWINAN
Seperti suku kaum yang menapak di Malaysia yang lain juga,suku kaum Bugis juga mempunyai adat perkahwinan tersendiri. Adat upacara perkahwinana di daerah Sulawesi Selatan ,dimana, masyarakat Melayu yang beragama Islam akan mengadakan adat merisik dan meminang. Walau bagaimanapun bagi kaum Bugis,tiada adat untuk pertunangan. Hal ini kerana, bagi mereka, yang paling penting ialah hari pernikahan. Ibu bapa kaum Bugis beranggapan bahawa pertunangan boleh menimbulkan fitnah di kalangan masyarakat. Hal ini juga timbul kerana tempoh pertunangan yang lama memungkinkan fitnah. Walaupun begitu, terdapat majlis yang menyerupai adat bertunang, tetapi masyarakat Bugis tidak menganggapnya sebagai adat bertunang. Disamping itu , penceraian adalah merupakan perkara yang paling tidak di gemari oleh kaum tersebut.
Selain itu, untuk undangan perkahwinan, bagi suku kaum bugis ini ia sudah menjadi kebiasaan untuk mengundang orang ramai menggunakan khidmat dua orang wanita untuk memanggil.Memanggil merupakan cara yang menjadi kebiasaan kaum bugis. Dengan membawa dulang berisi rokok atau gula-gula, dibalut dengan kain. Walau pelbagai alternatif lain seperti jemputan melalui kemudahan teknologi komunikasi masa kini iaitu muka buku(facebook),kad undangan,Memanggil masih diamalkan sehingga hari ini.
Majlis yang menyerupai adat bertunang ini digelar mapendrekdoik membawa maksud membawa hantaran atau lebih mudah naik duit. Dalam majlis ini, pihak lelaki akan membawa wang hantaran yang telah ditetapkan semasa meminang yang mana hamper sama dengan adat perkahwinan melayu. Sebilangan besar daripada keluarga pihak perempuan akan menerima kesemua wang hantaran dan selebihnya hanya menerima sebahagian sahaja. Oleh yang demikian, semasa dulang hantaran diberikan ketika majlis pernikahan, dulang wang hantaran sekadar simbolik sahaja,kerana wang hantaran telah pun diserahkan kepada pihak perempuan untuk menampung kos perbelanjaan majlis persandingan.
Seterusnya merupakan majlis yang di kenali sebagai malam mappaci atau lebih dikenali sebagai malam berinai.Majlis ini dilakukan pada malam sebelum hari nikah keesokkan hari nya.Hanya dilakukan di rumah pengantin perempuan dan malam mappaci adalah malam untuk pengantin perempuan sahaja.Untuk upacara ini pengantin perlu menyediakan bahan-bahan tertentu dimana bahan tersebut mempunyai maksud yang dipercyai sejak zaman nenek moyang mereka.Contoh bahan yang perlu ada untuk mengadakan upacara malam mapacci ini ialah 11 helai kain sutera bugis, yang mana kain ini adalah untuk golongan bangsawan yang memberi maksud penghormatan kepada bakal pengatin dan menunjukkan orang bugis mempunyai harga diri yang tinggi.Selain itu , daun pisang pula memberi maksud kesinambungan.Di mana, melalui perkahwinan boleh mngeratkan silaturrahim dan boleh membesarkan keluarga dengan pertambahan zuriat. Daun nangka juga diperlukan pada malam tersebut dengan member makna bahawa orang bugis sentiasa berusaha, bercita-cita tinggi.Di samping itu,beras disediakan dengan beranggapan bahawa ahli keluarga mendoakan bakal pengantin akan hidup bahagia.Tambahan juga lilin turut disediakan bertujuan untuk member keterangan kepada kehidupan baru untuk bakal pengantin. Akhirnya daun ini bermaksud kesucian menurut kepercayaan suku kaum bugis ini.
Rajah 1.1 Menunjukkan malam malam mappaci kaum bugis.
Rajah1.2 Menunjukkan tempayaan atau aper(tempt solo) kaum Bugis.
Rajah 1.3 Menunjukkan bahan yang perlu disediakan semasa malam mappaci
Seperti adat kaum lain,kaum Bugis ini juga mengamal majlis persandingan untuk meraikan pengantin pada majlis tersebut. Majlis bersanding ini tidak akan dibiarkan hambar kerana kemeriahan penting bagi suku kaum ini bertujuan untuk meraikan pengantin dan tetamu yang hadir.Majlis persandingan selalunya akan diadakn di luar rumah.Sarapo atau khemah perkahwinan adalah tempat dimana majlispersandingan ini akan diadakan.Sarapo diperbuat dari buluh yang didirikan menjadi sebuah khemah yang besar.Bagi proses untuk membina sarapo ini selalu nya akan dibuat seminggu sebelum majlis.Sarapo ini akan diusahakn oleh ahli keluarga , saudara mara , kawan-kawan , dan jiran tetangga.Bagi kaum ini masih mengamalkan semangat kekitaan atau lebih sinonim dengan semangat kerjasama untuk lebih mudah di fahami.Semangat ini sangat dititik beratkan dalam kaum bugis. Segala kerja dilakukan bersama-sama.Di bahagian dapur juga begitu,segala aktiviti masak memasak akan dilaksanakan sesama mereka.

Rajah1.4 Menunjukkan pakaian pengantin perempuan kaum Bugis
Rajah 1.5 Menunjukkan majlis persandingan dan pakaian traditional kaum Bugis
Majlis persandingan ini biasanya akan bermula pada sebelah petang bermula jam 2 petang sehingga 12 malam. Bagaimanapun,jangkaan waktu majlis tersebut juga bergantung kepada keputusan tuan rumah untuk melaksanakan majlis itu dalam waktu yang bagaimana.Di samping itu, malam sanding merupakan malam yang sangat meriah.Rata-rata perkahwinan bugis akan mengundang kumpulan muzik jemputan untuk menghiburkan penonton dantetamu yang hadir. Semasa majlis persandingan tetamu akan melihat sebuah tempayan atau aper (tempat solo) .Dimana, tetamu akan memasukkan sumbangan berupa duit atau cek yang boleh ditunaikan kedalam tempayan tersebut.Tempayan ini akan diletakkan di atas pelamin.Selepas itu ,tetamu akan bersalaman dengan pengantin , makan sambil berhibur dan seterusnya pulang.
Dengan melihat sedikit sebanyak tentang adat perkahwinan suku kaum Bugis tersebut,ia dapat membuat kesimpulkan bahawa suku kaum Bugis ini mempunyai budaya yang sangat unik untuk didalami.Selain itu,semangat kerjasama sangat dititikberatkan serta telah di pupuk sejak dari dahulu kala lagi.Adt ini perlu dikekalkan untuk di persembahkan kepada generasi akan datang agar mereka dapat mengetahui pelbagai budaya dan masyarakat dan seterusnya dapat menyambung adat dan istiadat kaum Bugis yang sangat unik ini.
ADAT UPACARA NAIK RUMAH BARU
Adat naik rumah baru atau memasuki rumah baru adalah bertujuan memohon kebenaran untukmenggantikan atau mengusir roh-roh atau makhluk halus yang selama ini dipercayai menghuni rumahtersebut. Individu yang akan mengetuai upacara ritual rumah ini adalah panrita bala yang biasanya mengetahui lokasi yang sesuai untuk membina rumah, kayu-kayan yang tepat untuk menjadikan tiangserta doa dan jampi-jampi yang harus dibaca.Jika seseorang membina rumah tanpa mendapat bimbingan daripada panrita bala, orang tersebutdipercayai akan mendapat penyakit, meninggal dunia atau ditimpa malapetaka. Gangguan ini tidaksemestinya disebabkan oleh bekas roh yang pernah menghuni rumah tersebut tetapi mungkindisebabkan dari pemasangan tiang atau kayu-kayan yang tidak sesuai dan tepat.Panrita bala adalah individu yang mengetahui cara-cara mengusir makhluk halus dan lokasi makhluk itubersarang. Kadang-kadang pokok yang ditebang untuk tujuan pembinaan rumah tersebut merupakantempat kediaman roh-roh jahat. Bagi mengelakkan gangguan daripada makhluk ini, sebelum tiangdipasang, roh-roh itu haruslah diusir terlebih dahulu dengan cara memberikan sajian berupa beras, gula,kelapa, lilin, alannota (dibentuk daripada lipatan daun sirih sebanyak sembilan keping, tiga ulas pinangdan secubit kapur) yang diletakkan dekat pocci bola. Disamping itu, cebisan ayat-ayat al-Quran akan ditanam di bawah tiang pocci bola yang disertai denganpembacaan doa dan jampi serapah panrita bala. Sajian tadi ditambah dengan pisang dan buah-buahanmanis yang digantung di atas tiang pocci bola. Pocci bola dipercayai tempat roh berkumpul seperti rohdewa Sri ( Sangyang Sri) iaitu dewa yang memelihara sawah dan padi (temubual dengan Musta Sirat 20Jun 2003 ; Nurhayati Djamas 1985:311). Ketika mendirikan rumah, seseorang individu perlu mengambilberat cara pembuatan lobang pa sa’ atau tempat penyambungan kayu. Kesalahan pemasangan akan menyebabkan penghuni rumah itu meninggal dunia.Selain itu, setelah tiang siap dipasang, setiap tiang rumah akan dipercik air appasili dengan pembacaandoa-doa pengusir roh. Appasilli bermaksud pembersihan yang bertujuan untuk mengusir roh-roh jahatdan makhluk halus yang akan menganggu kehidupan manusia sama ada gangguan tersebut berupapenyakit atau malapetaka. Ciri ritual appasilli dapat dilihat melalui simbol air yang dicampur dengandaun teh, cempaka atau daun sirih yang kemudiaannya dipercikkan pada setiap bahagian penjururumah.Selesai upacara ritual tersebut, majlis jamuan akan diadakan dengan mengundang jiran dan sanaksaudara terdekat. Biasanya ritual ini dilakukan pada waktu pagi sebelum terbit matahari. Majlis inimerupakan tanda kesyukuran dan pemberitahuan kepada saudara mara tentang perpindahan itu disamping upacara songka bola yang bertujuan agar penghuni baru kelak terhindar daripada sebaranggangguan. Jika setelah rumah baru itu didiami dan penghuninya masih mendapat gangguan makaupacara songka bola perlu diadakan semula.
CERITA DONGENG
1. NENEK PAKANDE
Dikisahkan di sebuah daerah Sulawesi Selatan datanglah seorang nenek. Dari penampilan, nenek ini hanya orang biasa. Masyarakat yang ramah menerima kedatangan si nenek tanpa disedari bahawa nenek yang datang adalah Nenek Pakande (Legenda Mitos Masyarakat Bugis). Kamu tahukah Nenek Pakande ? dia itu adalah siluman yang senang memakan manusia,
Nenek Pakande melakukan aksinya saat matahari tenggelam. Hari demi hari banyak anak2 yg hilang.
Gara2 kejadian ini, diadakanlah rembug kampung. Tentu kita tdk boleh mendiamkan hal ini. Kami risau, yg jadi korban berikutnya anak2 kami. Siapa yg melakukannya? pastinya, Nenek Pakande.
Nenek Pakande? Bagaimana dia masuk ke dalam daerah kita ? Nenek Pakande itu berilmu tinggi dan bagaimana melawannya ? Apa baiknya kita minta tolong Raja Bangkung ? (Raja Bangkung mitos raksasa yg suka membunuh manusia jahat), Tapi keberadaannya sdh tdk terdengar. Suasana hening, ketika itu Beddu berkata Bagaimana kalau kita mengerjakannya ? Tapi saya minta belut, bangkai sapi, busa sabun & batu besar. Diwaktu malam, bayi ditaruh di rumah Beddu utk memancing. Betullah, Nenek Pakande datang. Saat berada di depan bilik, terdengarlah suara. Suara itu suara La Beddu yang bersembunyi di atap, Kenapa kamu ? Jgn makan bayi itu Dasar siluman ! Saya tdk percaya kamu Raja Bangkung! La Beddu memerintahkan warga menumpahkan air sabun. Saya lapar, Nenek Pakande berkata sedemikian. Lihat air liurku mengalir, Beddu memerintahkan lagi warga utk menjatuhkan bangkai sapi. Melihat itu Nenek Pakande takut. Nenek Pakande yg lari ketakutan dan tergelincir, Nenek Pakande, kepalanya membentur batu. Walaupun limbung, Nenek Pakande tetap memaksa lari & akhirnya pergi. Sebelum meninggalkan kampung, Nenek Pakande mengancam berkata "Saya akan memantau anak kalian di atas sana dgn cahaya rembulan di malam gelap. Suatu saat saya akan kembali memangsa anak2 kaliaaaan untuk dimakan...."
( Dongeng ini diceritakan turun temurun di masyarakat bugis, kisah ini diceritakan utk anak-anak agar tdk bermain lagi di luar rumah pada saat petang )
PANTANG LARANG
1. Perempuan atau lelaki tidak boleh bertukar tempat duduk semasa makan lebih dari satu kali, nanti dikhuatiri akan mendapat pasangan kekasih yang banyak.
2. Lelaki dan perempuan tidak boleh duduk diatas bantal, nanti dikhuatiri punggung tersebut berbisul.
3. Perempuan tidak boleh menyanyi di dapur semasa tengah memasak, kerana ditakuti dikahwinkan dengan seorang lelaki yang tua usianya.
4. Budak-budak tidak boleh bermain diwaktu maghrib, kerana dikhuatiri keteguran atau tersampuk sehingga jatuh sakit seperti demam.
5. Lelaki dan perempuan tidak boleh terkena hujan panas, kerana keteguran atau tersampuk sehingga mendatangkan penyakit jatuh sakit seperti sakit kepala dan demam.
6. Jangan minum air sambil makan, nanti perut menjadi buncit.
7. Jangan memotong kuku diwaktu malam, kerana didatangi nasib malang.
LAGU
Mappoji Balolipa ialah satu daripada lagu tradisional bagi suku kaum Bugis Bone.
Bawah ni ialah lirik bagi lagu diatas :))
Judul lagu Mappoji Balolipa
Vokalis : Didin Pratama
Judul lagu Mappoji Balolipa
Vokalis : Didin Pratama
Lemmusa nyamu andi
musolangi atikku
engka mu tudang botting
riolo mattakku
Mennengngi uwisseng memengngi
mappoji balo lipami
Rimulanna mopa
nadetto sirampe
nadetto sirampe
Kessipa ro adammu
riwettu silolota
makkuleno ro anri
musolangi atikku
Kessipa ro adammu
riwettu silolota
makkuleno ro anri
musolangi atikku
Monro ale ale madoko watakale